Wahai MUJAHID DAKWAH!
Puluhan tahun lamanya, pendengaran, pergaulan, ketekunan, kegiatan berjuang, kerana jerih payah dan pembantingan tulang yang tiada hentinya, engkau telah kaya dengan pengalaman. Engkau sekarang telah jadi. Engkau telah memiliki pengertian dan ukuran, engkau telah turut menentukan jarum sejarah seperti orang lam. Engkau telah sampai pula ke batas sejarah, kini dan nanti. Engkau telah memenuhi hidupmu dengan tekun dan sungguh, ikut memikul yang berat menjinjing yang ringan, membawa batubata untuk membangun gedung Ummat ini. Engkau tebus semua itu dengan cucuran keringat dan airmata, kesengsaraan dan penderitaan. Kawan hidupmu yang menyertaimu dalam segala suka dan duka, telah tak ada lagi. Ia tak sempat menghantarmu sampai ke batas perhentian. Tengah jalan dia pulang, dan engkau ditingga]kannya di daerah kesepian. Di atas kuburnya telah tumbuh rumput, daunnya subur menghijau. Bunga suci aku lihat tumbuh pula di atas pusara sepi itu. Tangan siapa gerangan yang menanamnya, aku tak tahu. Biarkan dia tumbuh menjadi. Akan tiba juga masanya bunga suci itu mekar-mengumtum. Eva dan Sofia akan memetik dia kelak, akan mempersunting dia penghias sanggulnya. Sudikah engkau menulis nisan-kenangan di atas kuburnya, sebagai tanda pembalas jasa, kerana dialah tolan penolong engkau di medan bakti?
Puluhan tahun lamanya, pendengaran, pergaulan, ketekunan, kegiatan berjuang, kerana jerih payah dan pembantingan tulang yang tiada hentinya, engkau telah kaya dengan pengalaman. Engkau sekarang telah jadi. Engkau telah memiliki pengertian dan ukuran, engkau telah turut menentukan jarum sejarah seperti orang lam. Engkau telah sampai pula ke batas sejarah, kini dan nanti. Engkau telah memenuhi hidupmu dengan tekun dan sungguh, ikut memikul yang berat menjinjing yang ringan, membawa batubata untuk membangun gedung Ummat ini. Engkau tebus semua itu dengan cucuran keringat dan airmata, kesengsaraan dan penderitaan. Kawan hidupmu yang menyertaimu dalam segala suka dan duka, telah tak ada lagi. Ia tak sempat menghantarmu sampai ke batas perhentian. Tengah jalan dia pulang, dan engkau ditingga]kannya di daerah kesepian. Di atas kuburnya telah tumbuh rumput, daunnya subur menghijau. Bunga suci aku lihat tumbuh pula di atas pusara sepi itu. Tangan siapa gerangan yang menanamnya, aku tak tahu. Biarkan dia tumbuh menjadi. Akan tiba juga masanya bunga suci itu mekar-mengumtum. Eva dan Sofia akan memetik dia kelak, akan mempersunting dia penghias sanggulnya. Sudikah engkau menulis nisan-kenangan di atas kuburnya, sebagai tanda pembalas jasa, kerana dialah tolan penolong engkau di medan bakti?
No comments:
Post a Comment